Wednesday, May 10, 2006

Puisi Indah dari Rendra


Seringkali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahawa sesungguhnya ini hanyalah titipan Nya,
bahawa mobilku hanya titipan Nya,
bahawa rumahku hanya titipan Nya,
bahawa hartaku hanya titipan Nya,bahawa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya,

mengapa Dia menitipkan ini padaku?
untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?
adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan itu adalah derita.
ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua derita itu adalah hukuman bagiku.
seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.
kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusannNya yang tak sesuai keinginanku,
gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
WS Rendra


p/s : on the links section, there is a link to united nation world food programme. you can learn more about the programme, and donate there.

No comments:

Rentas

 Hari ini Ismail Sabri umumkan bermula esok (Isnin) sudah boleh merentas negeri. Perkara pertama aku terfikir adalah untuk telefon Cikgu Dol...